Bulan-bulan ini, Januari dan Pebruari 2010, para Tenaga Harian Lepas – Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) tetap sibuk dengan tugas-tugas rutin melakukan pendampingan pada Kelompok Tani (Poktan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) binaannya. Lho, bukankah kontrak kerja mereka hanya sampai akhir Nopember 2009 dan akan diperbaharui dengan kontrak kerja baru per 1 Maret hingga 31 Desember 2010? Sebagian dari teman-teman ini, seperti di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur mendapatkan honor dari Pemda untuk “bulan-bulan non kontrak Pusat yaitu Januari dan Desember 2009”. Tetapi tidak semua Pemerintah Kabupaten/Kota memberi perlakuan demikian, dus tidak semua teman-teman THL-TBPP se-Indonesia mendapatkan honor dari Pemda masing-masing pada “bulan-bulan non kontrak Pusat”. Teman-teman ini berpandangan, bulan-bulan Desember, Januari dan Pebruari adalah bulan-bulan sibuk petani menghadapi musim tanam padi. Mereka rupanya tidak tega meninggalkan petani di saat-saat paling membutuhkan pendampingan. Demikian juga pada bulan Desember 2009, Januari dan Pebruari 2010. Meski bulan-bulan ini bukan bulan kontrak Pusat, teman-teman THL-TBPP tetap setia dengan tugas “ekstra” mendampingi petani, tanpa terlalu memikirkan apakah nanti akan mendapatkan honor dari Pemda seperti tahun lalu atau tidak.
Dalam minggu-minggu ini, sebagian dari mereka dalam kapasitas sebagai utusan dari berbagai daerah dan tergabung dalam Forum Komunikasi (FK) THL-TBPP Nasional berangkat ke Jakarta untuk sebuah kepentingan besar. Kita sebut kepentingan besar, karena tujuannya melampaui kepentingannya sendiri. Mungkin sudah berminggu-minggu teman-teman kita ini di sana. Mereka sekelompok THL-TBPP, yang tidak berhitung hanya untuk kepentingan diri sendiri. Mereka melakukan lobi-lobi kepada para wakil rakyat dan para pejabat pusat terkait. Ini semua butuh biaya operasional, paling tidak untuk makan, transportasi dan penginapan. Mereka ke Jakarta pada bulan-bulan non kontrak alias saat-saat tidak mendapat honor. Sungguh mereka adalah pendekar-pendekar gigih, yang berjuang demi visi jauh ke depan.
Apa tujuan besar itu? Apa yang diinginkan sekelompok THL-TBPP ini? Mereka ke Jakarta membawa misi THL-TBPP se-Indonesia, yaitu berjuang demi terbitnya Peraturan Pemerintah yang mengakomodir para THL-TBPP untuk diangkat secara khusus menjadi PNS. Jika dilihat secara sepintas ini seperti kepentingan para THL-TBPP sendiri. Memang ya, tapi dalam pengertian agar para petugas ini lebih optimal lagi dalam menyalurkan pengabdiannya dengan status yang jelas (PNS). Lebih jauh lagi, perjuangan teman-teman ini sebenarnya adalah bentuk pengawalan yang konkret atas tekad Pemerintah sendiri di awal periode 2004-2009 yang akan mengkondisikan komposisi 1 penyuluh : 1 desa dan 1 desa : 1 penyuluh. Ini adalah bentuk kesadaran yang tinggi bahwa eksistensi penyuluh pertanian dan segala kiprahnya merupakan salah satu pilar kesuksesan pembangunan pertanian Indonesia.
Ya, kita menyadari betul bahwa bobot dan urgensi sektor pertanian, sekurang-kurangnya setara dengan pendidikan dan kesehatan, dalam konteks kepentingan nasional. Jangan bicara pendidikan dan kesehatan jika perut lapar. Begitulah kira-kira sederhananya. Karena itu sudah sepatutnya jika kita terus mendorong agar penetapan skala prioritas pembangunan pertanian setara dengan kedua bidang yang disebut terakhir. Apalagi beban sektor pertanian ke depan akan semakin berat. Nah, apa yang sedang teman-teman kita perjuangkan saat ini adalah dalam kerangka pembangunan pertanian sebagaimana telah dirancang oleh Pemerintah sendiri, yakni agar revitalisasi penyuluh pertanian dapat terwujud dan seiring sejalan dengan 6 (enam) gema revitalisasi pertanian yang lain. (Sebagai catatan, Kementerian Pertanian RI mencanangkan program 7 (tujuh) gema revitalisasi).
Ada berita lain yang cukup menggembirakan dan menambah semangat kita untuk terus berjuang. Pada saat peresmian secara simbolis 354 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Desa Kalianyar, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon Sabtu, 6 Pebruari 2010 Menteri Pertanian Suswono menyatakan pemerintah berencana mengangkat petugas THL-TBPP menjadi PNS. Kita patut berprasangka baik pada kehendak mulia ini dan berharap agar pernyataan Bapak Menteri di atas bukan sekedar pernyataan yang menghibur. Kita wajib mengawal rencana tersebut secara sistematis dan terkoordinasi dengan baik, agar secepatnya keluar kebijakan konkret dalam bentuk peraturan resmi yang mengatur proses peralihan status THL-TBPP menjadi PNS.
Karena itu, kepada teman-teman THL-TBPP se-Indonesia, marilah kita berikan dukungan penuh kepada Pendekar-Pendekar kita ini agar mereka terus berjuang hingga tujuan tercapai. Sekali lagi, HINGGA TUJUAN TERCAPAI! Mari kita yakinkan diri kita semua bahwa perjuangan ini berada pada jalur yang benar, yakni demi eksistensi dan kebangkitan dunia pertanian Indonesia. Manakala kita tidak dapat bergabung dengan teman-teman yang gigih dan kita banggakan bersama di Senayan Jakarta, marilah kita sungguh –sungguh menggalang do’a, do’a bersama yang terbit dari setiap hati THL-TBPP yang penuh harap, dengan jiwa yang khusyuk agar perjuangan teman-teman ini membawa hasil gemilang. MAJU TERUS THL-TBPP!
(kontributor :Ir. Nur Samsu, THL-TBPP 2008 BPP Paiton – Kabupaten Probolinggo untuk http://thl-tbpp.blogspot.com/)